Perencanaan Program Komunikasi
Setiap menjelang akhir tahun, praktisi PR selalu disibukkan dengan perencanaan program komunikasi untuk tahun berikutnya. Apa saja obyektif yang penting diperhatikan bagi departemen PR sebuah korporasi/organisasi dalam merancang program komunikasinya agar lebih efektif dibanding tahun-tahun sebelumnya?
Pertama, praktisi PR perlu memahami visi, misi dan tujuan korporasi / organisasi serta strategi pencapaian visi, misi tersebut untuk dijabarkan berikutnya dalam tujuan program PR secara keseluruhan. Pemahaman ini akan menempatkan PR sebagai fungsi strategis untuk mendukung tujuan korporasi secara keseluruhan.
Kedua, program terdahulu perlu dievaluasi dari berbagai aspek: keterlibatan pihak pihak yang diharapkan berubah sikapnya (outcome). Sejauh mana mereka terlibat dan berubah sikap seperti yang diharapkan. Untuk itu setiap program perlu dilakukan pra dan post evaluasi untuk dapat memberikan bukti otentik kepada manajemen dalam bentuk angka, ratio, trend dan akuntabilitas penggunaan anggaran yang digunakan.
Ketiga, berdasarkan hasil evaluasi program tahun lalu – disusun rancangan konsep program selanjutnya berdasarkan skala prioritas, dengan mengantisipasi perubahan perkembangan faktor internal dan external (perubahan peraturan perundangan, ketentuan, perubahan sikap pihak yang berkepentingan).
Keempat, rincian dan justifikasi program tahunan, jadual pelaksanaan dan rencana anggaran disusun dengan memperhatikan masukkan serta kepentingan fungsi manajemen yang terkait secara internal, diformulasikan sebagai rencana program tahunan – kemudian diajukan kepada pimpinan untuk mendapat pengesahan.
Sangat penting dilakukan bahwa penanggung jawab departemen PR berkoordinasi dengan fungsi manajemen lain dalam penyusunan program tahunan, sebab tanpa dukungan mereka, peran strategis PR tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Mengelola Reputasi
Sejauhmana peran yang bisa dilakukan oleh praktisi PR dan departemen PR dalam mendorong penguatan reputasi organisasi/korporasi yang dinaunginya?
Reputasi merupakan hasil kerja korporasi / organisasi yang secara perlahan dibangun dan ditumbuhkembangkan oleh pihak top management korporasi bersama dengan seluruh jajarannya. Reputasi yang dicapai, bukan semata-mata hasil kerja PR. Departemen PR harus berbicara berdasarkan fakta, apa adanya dan dengan berbagai strategi PR dia dapat membentuk opini publik yang positif tanpa harus berbohong.
Penguatan reputasi korporasi/organisasi dapat dilakukan oleh departmen PR dengan menggunakan strategi pro-active dan secara berkesinambungan mensosialisasikan
- pesan yang berbeda bahasanya tetapi dengan satu isu yang sama misalnya : perubahan – kepemimpinan – restruktusisasi – kebijakan baru
- kinerja korporasi, partisipasi korporasi dalam berbagai event, melaksanakan event khusus, sponsorship, aliansi kerjasama, kegiatan sosial kemasyarakatan
- publisitas korporasi, news release, gathering/pertemuan, dialog, talk show
- referensi dari pihak ketiga (third party endorsement).
Mengelola Reputasi dapat dilakukan jika secara konsisten menginformasikan kepada publik mengenai hasil pencapaian korporasi sesuai dengan visi misi dan tujuannya.
(Posted in: Majalah PR Indonesia, October 2015)