It does not matter where you are, you are nowhere compared to where you go !
Dalam referensi ilmiah, public relations dinyatakan berinduk kepada ilmu Komunikasi. Philip Kotler, pakar ilmu Marketing menempatkan public relations sebagai alat pemasaran (Product, Place, Price, Promotion). Sebagai ilmu, public relations menjadi bagian dari ilmu Komunikasi, sementara dalam prakteknya, public relations dikenal sebagai sarana komunikasi semata.
Dalam perkembangannya, public relations mengalami evolusi dari kegiatan tehnis ke fungsi manajemen yang sampai sekarang masih hangat diperdebatkan. Perdebatan tidak akan berhenti, yang menjadi permasalahan sebenarnya > bagaimana public relations ini dapat berfungsi dalam prakteknya sebagai sarana komunikasi ataupun fungsi management.
Di negara maju, dimana PR sudah berkembang sekian jauh, di UK dan US misalnya, perbedaan peran dan fungsi dalam profesi antara PR, Media, Marketing, Komunikasi sudah mempunyai porsinya tersendiri. Di Indonesia, dalam prakteknya seringkali berbaur atau bersaing sesuai dengan kekhususannya tersendiri dan kebutuhan industri
Topik DPR kali ini membahas mengenai: Public Relations – Generalist or Specialist?
Dengan narasumber Dr. Irmulan Santi, Dr. Ricardo Indra dan Nugroho Agung, dengan diskusi seputar:
- bagaimana kampus menyiapkan SDM, kurikulum dan persiapan SDM kearah transformasi digital
- tantangan rekrutmen tenaga kerja dan apakah isu gender, generalist, specialist menjadai bahan pertimbangan
- banyak praktisi PR yang tidak memiliki latar belakang komunikasi, bagaimana perkembangan PR kekinian dengan derasnya arus digitalisasi